KUTACANE | Kasus pembacokan yang mengguncang Desa Uning Sigurgur, Kecamatan Babul Rahmah, Kabupaten Aceh Tenggara, masih menyisakan duka mendalam dan ketegangan di tengah masyarakat. Peristiwa mengenaskan itu terjadi pada Senin siang, 16 Juni 2025, saat seorang pria bernama Ardi Sahputra (21) diduga melakukan pembantaian terhadap satu keluarga. Lima orang meninggal dunia dalam kejadian tersebut, sementara satu orang lainnya selamat namun mengalami luka serius dan saat ini dirawat di RSUD H. Sahuddin Kutacane.
Sepekan setelah peristiwa tersebut, hingga Minggu 22 Juni 2025, pelaku utama masih belum tertangkap. Aparat kepolisian dari Polres Aceh Tenggara yang dibantu tim gabungan terus melakukan upaya pengejaran intensif. Meski pelaku masih dalam pelarian, pihak kepolisian telah mengamankan ayah kandung Ardi Sahputra. Ayah pelaku diketahui tinggal satu pondok bersama anaknya di kawasan perkebunan Kompas, lokasi yang menjadi tempat terjadinya peristiwa berdarah itu. Ia diamankan oleh pihak Polsek Babul Rahmah untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut dan kini tengah menjalani pemeriksaan intensif.
Penangkapan terhadap ayah pelaku menjadi titik awal dalam upaya mengungkap lebih jauh keberadaan Ardi Sahputra. Namun hingga kini, aparat belum berhasil menemukan jejak pasti pelaku yang diduga melarikan diri ke kawasan hutan atau perbukitan sekitar desa. Medan yang berat serta banyaknya jalur pelarian di wilayah itu menjadi tantangan tersendiri dalam proses pencarian.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Di sisi lain, peristiwa tersebut telah menimbulkan ketakutan yang mendalam di kalangan masyarakat Desa Uning Sigurgur dan sekitarnya. Banyak warga mengaku enggan keluar rumah, bahkan untuk ke ladang atau sawah sekalipun. Aktivitas ekonomi masyarakat pun terganggu karena ketidakpastian situasi keamanan. Ketakutan ini semakin diperparah dengan belum tertangkapnya pelaku, yang dikhawatirkan masih berada di sekitar desa atau kembali melakukan tindakan berbahaya.
Camat Babul Rahmah, Rimandani Pagan SSTP, membenarkan bahwa ayah pelaku telah diamankan oleh pihak kepolisian. Ia juga menyampaikan bahwa masyarakat hingga kini masih diliputi kecemasan. Menurutnya, banyak warga merasa belum aman dan membutuhkan jaminan dari pihak berwenang bahwa pelaku segera tertangkap. Ia berharap aparat keamanan segera menyelesaikan pengejaran dan menenangkan suasana desa.
Pihak kepolisian sendiri terus mengimbau masyarakat untuk tetap waspada namun tidak panik. Masyarakat diminta melapor apabila mengetahui informasi apapun yang berkaitan dengan keberadaan pelaku. Polisi juga meminta agar warga tidak bertindak sendiri dan mempercayakan penanganan kasus ini kepada pihak berwenang.
Sementara itu, korban selamat dari tragedi tersebut masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Kondisi fisiknya membaik, namun trauma yang dialaminya cukup berat. Pemerintah daerah dan aparat penegak hukum memberikan pendampingan kepada korban dan keluarga yang ditinggalkan, serta menjamin bahwa proses hukum akan berjalan hingga tuntas.
Tragedi pembacokan ini menjadi peristiwa kelam yang menyentak kesadaran banyak pihak, tentang pentingnya menjaga ketahanan sosial dan kewaspadaan terhadap potensi konflik di masyarakat. Warga Aceh Tenggara berharap agar peristiwa serupa tidak terulang dan pelaku segera ditangkap serta diadili sesuai hukum yang berlaku.
Upaya pengejaran masih terus berlangsung hingga malam. Tim khusus yang dibentuk oleh Polres Aceh Tenggara menyisir lokasi-lokasi yang dicurigai sebagai tempat persembunyian. Kepolisian juga memperluas koordinasi dengan aparat desa dan masyarakat sekitar untuk menutup celah pelarian pelaku. Sementara itu, suasana desa masih diselimuti suasana berkabung dan trauma. Warga menantikan keadilan ditegakkan, dan kehidupan mereka kembali berjalan normal seperti sedia kala. (*)